Rabu, 02 November 2016

Budidaya Jagung Hibrida




PENDAHULUAN.

            Budidaya Jagung Hibrida saat ini sedang disegani. Faktor utama yang menjadikan petani lebih memilih Budidaya Jagung Hibrida karena hasilnya yang memuaskan. Hibrida memberikan harapan dari dua segi yaitu warna bijinya yang kuning dan produksinya yang umumnya nyata lebih tinggi dari produksi jenis lain yang pernah ditanam di Jawa Tengah.
            Hasil produksi non hibrida rata-rata 3-5 ton / hektar. Sedangkan produksi jagung hibrida berkisar antara 5-10 ton / ha pipilan kering. Brikut akan cara Budidaya Jagung Hibrida:

1. BENIH HIBRIDA.

            Benih yang ada dan dapat ditanam antara lain: Hibrida C1, C2, C3, Pioneer 1, Pioneer 2, Pioneer 3, Pioneer 4, Pioneer 5, CPI-1, IPB4, Semar -1 Semar-2.
            Umur antara 90-100 hari. Dianjurkan penggunaan benih yang baru, berlabel dan jangan menggunakan benih hibrida hasil panen sendiri karena produksi akan merosot.

2. BERCOCOK TANAM.

a. Waktu tanam.

Tanah Tegalan:
-          Pada musim labuhan (pada saat hujan mulai turun) bulan septembser s/d Nopember).
-          Pada musim marengan (pada saat hujan mulai berakir) bulan Pebruari s/d Maret.

Tanah Sawah

-          Pada musim labuhan, sebelum tanaman padi.
-          Pada musim marengan, sesudah tanaman padi
-          Pada musim kemarau, bilamana air cukup.

b. Cara bertanam.

   
-          Tanah sebaiknya yang subur, gembur, tak mudah tergenamg air dan tak terlindung.
-          Tanah harus diolah sampai cukup gembur, dengan dibajak, dicangkul dan digaru.
-          Jarak tanam 75 x 25cm , 80 x 20cm.
-          Benih di tanam dengan kedalaman 5 cm 1 biji perlubang dan dipelihara saat panen hanya 1 tongkol per batang.

3. PEMELIHARAAN TANAMAN.

 Jenis jagung hibrida dalam pertumbuhannya membutuhkan perlakuan yanang intensif.
-          Pemupukan.
Dosis pemupukan untuk tiap hektanya Urea 300 kg, SP.36 100 kg, KCL 50 Kg pupuk diberilaka 2 kali
-          Sebagai pupuk dasar, diberikan bersama-sama pada waktu tanam.
-          Urea 100 kg, SP-36 100 kg, KCL 50 Kg
-          Pada waktu tanaman umur 4 minggu 2/3 Urea 200 kg/ha
-          ( atau umur, 3 minggu dan 5 minggu )

4. PENYIANGAN DAN PEMBUMBUNAN.

Penyiangan dilakukan sekurang-kurangnya 2 kali, penyiangan pertama segera setelah rumput mulai tumbuh umur 2 minggu). Penyiangan kedua pada umur 3-4 minggu(tanaman setinggi lutut). Pada penyiangan kedua sekaligus dilakukan pembumbunan barisan tanaman jagung.

5. PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT.
Hama yang sering menyerang :
-          Ulat tanah menyerang tanaman muda,
-          Ulat daun menyerang pucuk daun,
-          Ulat grayak menyerang daun muda dan tua, 
-          Penggerek batang menggerek ruas bawah dan mencapai titik tumbuh.
Pengendalian  ;
-          Dapat  mengumpulkan dan membinasakan telur serta ulatnya.
-          Atau tanaman disemprot dengan NOGOS 50EC, AZODRIN 15 WSC, Hostagtion 40 EC atau dapat dipakai insektisida lainya seperti Basudin 60 EC, dengan konsntrasi 15 cc / lt air.
-          Untuk mencegah penyakit bulai dilakukan perlakuan benih dengan mencampur 2 gram Ridomil  35 SD untuk 1 kg benih jagung hibrida.

6. PENGAIRAN.

-          Sebelum bertanam lakukan pengairan, ini penting untuk perkecambahan benih,terutama pada musim kemarau.
-          Pengairan berikutnya diberikan 2 minggu sekali atau pada saat dibutuhkan sampai saat dibutuhkan sampai tongkol berisi penuh.

7. PANEN

-          Panen dilakukan setelah jagung cukup tua yaitu klobotnya sudah kuning dan biji mengkilap dan bila ditekan dengan kuku tidak membekas, umur tanaman 95-100 hari.
-          Setelah panen, jagung harus segera dikupas dari tongkolnya dijemur sampai kadar air 18% (cukup kering/mudah dipipil), kemudian dipipil dengan tangan atau dapat menggunakan alat mekanis.
-          Untuk mencapai mutu yang baik dikeringkan lagi sampai mencapai kadar air 14%.
-          Pelepasan biji dengan ,menggunakan Power Treser akan lebih cepat 500-2000 kg/jam dari pada menggunakan tangan (pipil dengan tangan )  8 kg / jam.
-          Penyimpanan biji untuk konsumsi digunakan karung denga alas kayu atau balok.
-          Penumpukan karung diatur agar vertical udara berjalan lancer.
-          Dianjurkan tidak  menyimpan jagung hasil panen sendiri untuk dipakai benih, karena mutu dan produksi yang duperoleh akan merosot.

Demikian artikel mengenai Budidaya Jagung Hibrida, semoga bermanfaat setelah membaca artikel Budidaya Jagung Hibrida ini. Terimakasih telah mebaca artikel Budidaya Jagung Hibrida.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar