I. PENDAHULUAN.
Tanaman Kapolaga merupakan salah satu tanaman rempah-rempah dan
obat-obatan. Tanaman Kapolaga
mengandung minyak atsiri, sineol, terpineol, borneol, protein, gula, lemak, silikat, betakanfer, sebinena, mirkena,
mirtenal, karvona, terpinil asetat, dan kersik. Tanaman Kapolaga dapat bermanfaat : Bijinya untuk minyak kardamon (cardamom oil) yang mengandung minyak
atsiri, terpineol, protein, gula, lemak, Silikat, sabinena, mirkena, mirtenal,
karvona,terpynyl asetat, sineol, borneol,
betakanfer , dan kersik. Bijinya bila dikunyah dapat dipakai sebagai obat nafas
atau asma, mulut berbau, batuk dan gatal pada tenggorokan serta penyedap kue
dan masakan, serta untuk penyedap soft drink dan eskrim. Umbi akarnya dapat
diramu untuk direbus dengan air untuk obat demam. Batang dan daunya ditumbuk
halus dengan air untuk obat gosok penyakit encok.
II. MENGENAL KAPOLAGA.
Ø
Nama daerah ,
daerah Minangkabau : Palago, Sunda : Kapol, Madura : Kapolagha, Palagha, Bali : Karkolaka, Makasar dan Bugis : Garidimong.
Ø
Dimancanegara
termasuk suku Zingiberaceae dikenal
dengan nama ronde kardemon atau disebut pula amome grape.
Ø
Ada dua jenis
kapolaga yaitu kapolaga sebrang ( Elettaria
cardamomum) dan kapolaga local (Amomum
cardaamomum)
Ø
Kapolaga sebrang
pada umumnya memiliki dua kultivar, yaitu Malabar dan Mysore.
Ø
Didunia
Internasional kapolaga sebrang dikenal sebagai kapolaga asli ( true cardamom) karena kandungan minyak atsirinya tinggi (5-8%) dan baunya
aromatic, sedangkan kapolaga local dikenal sebagai kapolaga palsu ( false cardamom), yang memiliki kadar minyak atsiri hanya 2-3,5% serta
baunya kurang aromatic.
Ø
Apabila kapolaga sudah
berbuah kapolaga sebrang memiliki tangkai buah antara 50-120 cm, apabila
tangkai buah tumbuhnya menjalar tegak diatas permukaan tanah itulah kultivar Mysore,
Bila tangkai buah tumbuhnya sejajar tegak dengan batang tanaman itulah kultivar
Malabar. Sementara kapolaga local
memiliki tangkai buah teramat pendek, bahkan seolah-olah tak bertangkai. Warna
buah kapolaga sebrang hijau muda, sedangkan kapolaga local berwarna putih
kemerah merahan, Bentuk buah kapolaga sebrang jorong agak bersegi tiga,
sedangkan kapolaga local bundar agak pipih., Harga jual kapolaga sebrang lebih
tinggi dibanding kapolaga local.
Ø
Apabila kapolaga
belum berbunga atau berbuah: Kapolaga sebrang memiliki tinggi 1,5- 4 meter,
sedangkan kapolaga local 1-2,5 meter, warna pangkal batang kapolaga sebrang
hijau muda sedangkan kapolaga local hijau kemerah-merahan. Bentuk daun kapolaga
sebrang lanset memanjang (ujung dan pangkal daun meruncing) bahkan pada helaian
dan bagian bawah kapolaga Malabar terdapat bulu-bulu halus menyerupai sutera,
sedangkan bentuk daun kapolaga local lancet ( ujung dan pangkal daun tak begitu
meruncing).
III. SYARAT TUMBUH.
Ø
Tanah.
- Jenis tanah yang dihendaki tanaman kapolaga antara lain : latosol, andosol, alluvial, podsolik merah kuning dan mediteran
- Sedangkan tanah yang baik untuk pertumbuhannya tanah yang bertekstur lempung, lempung berliat, lempung berpasir, lempung berdebu, liat dan liat berpasir,
- Tanaman kapolaga menyukai tanah yang berdrainage baik karena tidak tahan terhadap genangan air, dan tidak tahan terhadap kekeringan
Ø
Ketinggian tempat,
- Tanaman kapolaga sebrang dapat tumbuh baik pada ketinggian 750-1.500 m sedangkan kapolaga local dapat tumbuh baik pada ketinggian antara 200-1.000 m. ketinggian optimum antara 300-500 m.
Ø
Iklim.
- Kapolaga memerlukan suhu 10-35 derajat Celsius dan udara yang sedikit lembab
- Kapolaga dapat tumbuh dengan baik pada daerah-daerah dengan tipe curah hujan A,B dan C
- Curah hujan untuk pertumbuhan optimum antara 2.500 – 4.000 mm / tahun dan 136 hari hujan per tahun. Dalam setahun diperlukan 2,5 bulan kering, 8 bulan basah dan 1,5 bulan lembab.
Ø
Pohon Naungan.
- Bagi tanaman kapolaga pohon naungan merupakan syarat mutlak, sebab tanaman kapolaga menghendaki intensitas cahaya yang tidak terlalu tinggi, yaitu antara 30-70% oleh karena itu sebelum tanam kapolaga terlebih dahulu diusahakan penanaman pohon naungannya.
- Pohon naungan yang biasa digunakan antara lain : pohon kelapa, Aren, duku, durian, lamtoro, lamtoro gung, nangka, kedawung, kenanga.
IV. PEMBIAKAN..
Tanaman
kapolaga baik jenis local maupun jenis
sebrang dapat diperbanyak dengan cara pembiakan generatip dan pembiakan vegetatip.
1. Pembiakan generatip.
Ø
Perbanyakan generatip yaitu menggunakan biji
- Adapun langkahnya adalah pertama kita harus mendapat buah yang sudah masak yakni buah kapolaga yang sudah menguning, kalau dipijit terasa keras, bila dikelupas akan didapat biji yang berwarna hitam berlendir. biji kita bersihkan sampai lendirnya hilang, kemudian biji dikeringkan beberapa waktu sampai biji tersebut bila dipegang tidak lengket.
Ø
Penyemaian.
- Biji kita taburkan pada bedengan dengan jarak antar larikan 5 cm,
- Lahan bedengan perlu disiram setiap pagi dan sore hari untuk menjaga kandungan air dan kelembaban.
- Pada umur 15 hari setelah sebar biasanya biji sudah berkecambah dan penyiraman tetap dilakukan setiap pagi dan sore sampai tunas muda itu memiliki dua atau tiga lembar daun.barulah benih tersebut dapat dipindahkan kedalam polybag dan kita letakan tunas pada tempat yang teduh. Bila sudah berumur sekitar 10 bulan, tunas tersebut dapat kita tanam.
- Kelemahan perbanyakan cara generatif antara lain:
-
Tanaman tidak
sama dengan induknya.
-
Pertumbuhan cukup
lama sehingga panen mmenjadi lebih lama
-
Produksi tidak
seragam
2. Pembiakan cara Vegetatip.
Pembiakan
cara vegetatip dilakukan dengan jalan
mengambil stek anakan dari suatu rumpun tanaman.
Untuk mendapatkan stek anakan
yang baik perlu diperhatikan beberapa hal :
Ø
Tanaman induk
sudah berumur sekurang-kurangnya 12 sampai
14 bulan
Ø
Dipilih anakan
yang sudah memiliki 4-8 helai daun serta
mengandung satu atau dua tunas yang panjangnya 10-14 cm
Ø
Memilih batang
semu yang tingginya 80-100 cm
Ø
Memiliki sedikit
akar adventif.
Cara mengambil stek anakan
dari rumpun:
Ø
Pertama-tama kita
gali tanah sampai akar rimpang terlihat,
Ø
Gunakan pisau
untuk memotong rimpang, agar stek anakan dapat diambil..
Ø
Tentu saja yang
kita ambil adalah stek anakan yang masih muda karena stek lebih cepat berakar.
Ø
Letakan stek
anakan ditempat yang teduh dan dekat sumber air ( mudah penyiraman ).atau dideder
masal pada satu lubang 10-30 batang
sambil menunggu lubang siap tanam.
Ø
Lakukan
penyiraman ( apabila tidak memungkinkan kurangi daun bagian bawah untuk
mengurangi penguapan ).
V. PENANAMAN.
1. Persiapan lahan.
Ø
Pada lahan yang
belum pernah terolah / padat maka tanah perlu diolah / dicangkul agar menjadi
gembur 1-2 bulan sebelum penanaman.
Ø
Persiapkan lubang
tanam dengan ukuran 50x50x50cm atau 30x30x30 cm
Ø
Campurkan pupuk
kandang pada tanah bekas galian 1 bulan sebelum tanam dengan jumlah 20 ton per
kektar
Ø
2 minggu sebelum
tanam tanah dikembalikan kelubang , tanah bagian atas dikembalikan dibagian atas dan tanah bagian bawah dikembalikan
dibagian bawah.
2. Waktu tanam.
Ø
Sebaiknya ditanam
pada awal musim penghujan bulan Nopember dan Desember.
Ø
Kita tanam bibit
sedalam 10 cm
Ø
Setiap lubang
tanam ditanam 1-2 batang
Ø
Jarak tanam untuk
kapolaga local 1,5 x 1,5 meter (kebutuhan bibit per hektar sekitar 4.500 stek
).
Ø
Jarak tanam untuk
kapolaga sebrang 2 x 2 meter ( kebutuhan bibit sekitar 2.500 stek anakan).
Ø
Sekali lagi pada saat
penanaman kapolaga pohon naungan harus sudah siap tersedia.
3. POLA TANAM.
Mengingat
tanaman kapolaga membutuhkan naungan yang rindang sampai cukup rimbun maka pola
tanam kapolaga dapat dibedakan menjadi tiga yaitu pola tanam sistim pekarangan,
pola tanam dalam diversifikasi perkebunan dan pola tanam di Daerah Aliran
Sungai (DAS).
a. Pola tanam sistim pekarangan.
Ø
Pola tanam sistim
pekarangan kapolaga dapat dijadikan tanaman pokok atau sebaliknya.
Ø
Sebagai tanaman
sela diantara tanaman cengkeh, kopi,
kelapa atau tanaman lainya
Ø
Pada lahan -lahan
yang masih kosong dapat juga ditanami lombok, jagung, atau palawija lainya sebagai tanaman pra panen.
Ø
Pada lahan 0,5
hektar maka akan didapat tanaman tahunan 30-40 pohon, tanaman pisang 250-300
pohon, kapolaga 1.250-1.500 rumpun dan cabe atau palawija lainya 20.000-25.000
pohon.
b. Pola tanam dalam diversifikasi perkebunan,
Ø
Ditanaman sebagai
tanaman sela diantara tanaman seperti
karet, kopi, cengkeh
Ø
Apabila tanaman
perkebunan ditanam dengan jarak tanam 6x6 meter maka kapolaga dapat ditanam 2x2
meter dengan demikian tanaman perkebunan
berjumlah 278 pohon per hektar dan
tanaman kapolaga sebrang sejumlah 2,222 rumpun / hektar.
c. Pola tanam di daerah aliran sungai.
Ø
Tanaman kapolaga
dapat dijadikan tanaman konservasi sehingga dapat dikembangkan pada daerah DAS.
Ø
Berdasarkan
kemiringan tanah, maka pola tanam, untuk konservasi didaearah DAS dapat dibedakan
menjadi 3 pola Yaitu :
- Pola A dengan kemiringan 15-30%, tanaman kapolaga sebrang ditanam dengan jarak tanam 7x1 meter, tanaman tahunan 14x14 meter, tanaman pisang atau kapas tahunan 7x3,5 m, dengan demikian dalam 1 hektar akan terdapat 50 pohon tanaman tahunan, 400 pohon pisang atau kapas tahunan, dan 1.400 rumpun kapolaga sebrang.
- Pola B dengan kemiringan tanah 30-45%, jika tanaman tahunan dengan jarak 14x7 m, pisang atau kapas tahunan dengan jarak tanam7x7 m kapolaga sebrang dengan jarak tanam 7x1 m, masing – masing akan berjumlah sekitar 100, 200 dan 1.400 pohon / ha.
- Pola C. dengan kemiringan tanah diatas 45%, tiap-tiap tanaman dapat ditanam dengan jarak
- 10x7 untuk tanaman tahunan dengan populasi 140 pohon, 10x3,5 untuk tanaman pisang atau kapas tahunan dengan populasi 280 pohon, dan 10x1 m untuk tanaman kapolaga sebrang dengan populasi 1.000 rumpun / hektar.
VI. PEMELIHARAAN.
1.
Penyiangan.
Ø
Tanaman kapolaga
cukup mampu bersaing dengan rumput /
gulma disekitarnya
Ø
Namun penyiangan
tetap dilakukan terhadap gulma pengganggu disekitar tanaman kapolaga terutama
sejak awal pertumbuhan, agar tanaman kapolaga pertumbuhannya tidak kerdil atau
terhambat
Ø
Apabila areal
sering ditumbuhi rumput atau gulma sebaiknya sebelum penanaman digunakan
herbisida untuk mengendalikanya.
Ø
Penyiangan dengan
tujuan disamping untuk membuang rumput juga menghindari persaingan unsure hara,
menolak datangnya hama
/ penyakit
2.
Penyulaman.
> Lakukan
penyulaman pada waktu 2-3 minggu setelah tanam, pada tanaman yang mati, layu,
atau kurang segar
3.
Pemupukan.
Ø
Pemupukan pada
awal tanam gunakan pupuk kandang
Ø
Pemupukan pertama
dilakukan satu bulan setelah tanam, kemudian diulangi setiap 6 bulan sekali
Ø
Cara pemberianya
dilakukan dengan cara membuat lubang melingkar disekitar tanaman sedalam 20 cm
Ø
Dosis pemupukan
Nitrogen (N) : 45-47 kg atau Urea : 100 - 140 kg
Phospat (P2O5) : 34-45 kg atau TSP
: 75 - 100 kg
Kalium (K2O) : 45-100 kg atau KCL : 75 - 160 kg
4.
Pemberian Mulsa.
Ø
Pemberiam mulsa
untuk tanaman kapolaga dirasa perlu
untuk mengurangi percikan air hujan untuk menjaga tarlarutnya unsur hara
makro maupun mikro oleh air hujan dan menjaga
kelembaban tanah
Ø
Mulsa-mulsa
tersebut dapat menjadi pupuk organic.
Ø
Biasanya mulsa
yang diberikan adalah daun-daun tua dari
tanaman , pisang, kopi, nangka, jerami, atau dari daun kapolaga itu sendiri.
Ø
Mulsa ini
diletakan diantara tanaman kapolaga hingga menutup tanah.
5.
Pengaturan pohon naungan.
Ø
Apabila tanaman
naungan terlalu rimbun perlu dilakukan pemangkasan,
agar sinar matahari dapat masuk sehingga tanaman kapolaga pertumbuhannya tidak
kerdil.
Ø
Juga dilakukan
pada tanama kapolaga yang sudah tua dan mati perlu dibersihkan dan
Ø
dipangkas agar
pertumbuhan daun, batang maupun tunas baru dapat berjalan lancar.
6. Penjarangan.
Ø
Dalam masa
pertumbuhan tanaman kapolaga selalu membentuk tunas-tunas atau anakan baru, yang akhirnya membentuk suatu rumpun,
dalam satu rumpun dapat terbentuk 20-30 anakan.
Ø
Rumpun kapolaga
yang telah lebat dapat meghambat kesempatan berbunga, sebab jarak akar tanaman terlalu rapat
Ø
Karena itu perlu
dilakukan penjarangan dengan menyisakan 4-5 tanaman per rumpun, anakan hasil
penjarangan dapat
ditanam ditempat lain.
7.
Penggemburan.
Ø
Tanaman kapolaga
tidak tahan pada tanah yang tergenang air untuk itu diharapkan aerasi dan
drainage dapat berjalan
Ø
dengan baik.
Karena itu perlu dilakukan penggemburan dan pembumbunan tanah.
Ø
Penggemburan dilakukan
bersamaan dengan penyiangan, setelah 3-4 minggu kapolaga ditanam.
Ø
Dengan alat
cangkul atau cetok, tanah digemburkan tanpa merusak akar.
Ø
Penggemburan
dapat dilakukan berulang kali tergantung pada kondisi , bila permukaan tanah
memadat dan terdapat rumput susulan.
VI. HAMA DAN PENYAKIT.
Tingkat dan frekwensi serangan hama atau penyakit terhadap tanaman kapolaga relative
rendah. Namun perlu kita ketahui beberapa hama
dan penyakit sebagai upaya berjaga-jaga untuk mengambil tindakan preventip (
pencegahan ).
A. Hama.
Hama
yang mungkin menyerang tanaman kapolaga adalah Kutu, Ulat daun, Penggerek akar
rimpang, Penggerek batang, Penggerek buah dan Kumbang pemakan daun. Untuk mengendalikannya
dapat digunakan insektisida yang dianjurkan.
B. Penyakit.
1. Penyakit Mozaik.
Ø
Menyerang pada
setiap tingkat pertumbuhan tanaman.
Ø
Gejala / tanda-tandanya
; daun bercak coklat, sampai hitam dan akhirnya daun akan mengering.
Ø
Pengendaliannya
dengan memusnahkan tanaman yang sakit, kemudian disulam dengan tanaman yang
baru.
2. Penyakit Busuk daun.
Ø
Penyebabnya
adalah cendawan Phyllosticta s
Ø
Gejala serangan adanya
bercak-bercak coklat sampai hitam, berak-bercak tersebut sampai merata dan daunya
menjadi layu
Ø
Menyerang pada
pesemaian dan pembibitan
3. Penyakit Busuk akar.
Ø
Penyebabnya
cendawan Cephalosporium sp., Phytium aphanidermatum dan Phytium vexans.menyerang pada bagian
akar
Ø
Gejalanya bercak coklat pada akar, akibat aktivitas
penyerapan unsur hara terganggu,
Ø
Akibat
selanjutnya akar menjadi busuk lalu tanaman layu dan mati
Ø
Pengendaliannya
tanaman dicabut lalu dibakar.
Berbagai
penyakit yang disebabkan oleh cendawan, dapat dekendalikan dengan
fungisida. Namun untuk pencegahan
diusahakan tempat tumbuh tanaman kapolaga tidak tergenang air, sebab lingkungan
yang terlalu lembab, justru merangsang tumbuhnya cendawan
VIII. PANEN.
A. Waktu panen
Ø
Panen pertama
kali kapolaga local mulai umur 1,5 – 2 tahun
Ø
Untuk kapolaga
sebrang sedikit lebih panjang sekitar
umur 2 tahun.
Ø
Tanda- tanda
panen yang paling baik sebagai berikut:
- Sisa perhiasan bunga yang mulanya berada pada bagian ujung karangan bunga, sudah gugur
- Warna buah merah keunguan, sedang pada kepolaga sebrang hijau kekuningan atau hijau mudaKulit buah sedikit berkerut atau keriput.
- Bila buah dipijat terasa keras.
- Dari pembungaan hingga buah siap dipanen adalah 3 bulan
B. Cara panen.
Ø
Dengan memotong
tangkai buah tepat dibawah dompolan buah paling bawah.
Ø
Tandan-tandan itu
dikumpulkan dalam keranjang kemudian dipipil.
Ø
Untuk kapolaga
sebrang cara panennya buah dipilih buah
yang tua dari setiap tandan dipilih satu pertsatu.
C . Produksi,
Ø
Panen dapat
dilakukan setiap 35 -45 hari sekali
Ø
Panen kecil (
Januari-Juli) dan panen Raya (Agustus-Desember)
Ø
Panen kecil
berlangsung 4 kali dan panen Raya 3 kali
Ø
Produksi tahun
pertama relative kecil karena jumlah rumpun masih sedikit.
Ø
Kapolaga lokal
tahun ke dua bisa mencapai 5,5 kuintal buah kering / hektar, tahun ketiga 9,5kuintal
buah kering / hektar
Ø
Produksi kapolaga
sebrang tahun ke dua dapat mencapai 2,5 kuintal buah kering/ hektar
Ø
Tahun ke tiga 4,5
kuintal buah kering / hektar.
IX PASCA PANEN.
A. Pengeringan.
Ø
Tandan buah
kapolaga dipipil menjadi butiran-butiran buah dan sebaiknya ekor buah dibuang
juga.
Ø
Buah kapolaga
dicuci dengan larutan soda pencuci 2 % selama 10 menit.Buah kapolaga diletakan
pada wadah (tampi, tikar anyaman bambu dll) lalu diangin-anginkan diatas
para-para tidak boleh kena langsung sinar matahari
Ø
Lama pengeringan
tergantung cuaca atau musim pada musim kemarau buah kapolaga akan cukup kering
sekitar 5 hari, sedangkan pada musim
hujan 7-10 hari
Ø
Kadar air
kapolaga kering berkisatr 15-20% (
berarti perbandingan antara kapolaga basah dengan kapolaga kering 5:1.
Ø
Kapolaga yang
dalam proses pengeringan tidak ditumpuk pada malam hari, biarkan kapolaga tetap berada pada wadah tempat penjemuran /
pengeringan, (apabila wadah-wadah itu ditumpuk
kapolaga akan rusak.
B. Pengemasan.
Ø
Buah kapolaga
yang sudah kering berkadar air 15-20% dapat disimpan dalam karung goni
Ø
Usahakan tempat
penyimpanan memiliki sirkulasi udara dan terang.
Ø
Untuk komoditas
eksport kapolaga dikemas dengan baik supaya mutunya tetap terjaga
Ø
Sebagai kemasan
menggunakan peti kayu dengan lapisan kertas timah aluminium foil.
Demikian artikel mengenai Kapolaga, semoga bermanfaat setelah
membaca artikel Kapolaga ini.
Terimakasih telah mebaca artikel Kapolaga.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar