Rabu, 02 November 2016

Budidaya Kapolaga


 I.  PENDAHULUAN.

Tanaman Kapolaga merupakan salah satu tanaman rempah-rempah dan obat-obatan. Tanaman Kapolaga mengandung minyak atsiri, sineol, terpineol, borneol, protein, gula, lemak,  silikat, betakanfer, sebinena, mirkena, mirtenal, karvona, terpinil asetat, dan kersik. Tanaman Kapolaga dapat bermanfaat : Bijinya untuk minyak kardamon (cardamom oil) yang mengandung minyak atsiri, terpineol, protein, gula, lemak, Silikat, sabinena, mirkena, mirtenal, karvona,terpynyl asetat, sineol,  borneol, betakanfer , dan kersik. Bijinya bila dikunyah dapat dipakai sebagai obat nafas atau asma, mulut berbau, batuk dan gatal pada tenggorokan serta penyedap kue dan masakan, serta untuk penyedap soft drink dan eskrim. Umbi akarnya dapat diramu untuk direbus dengan air untuk obat demam. Batang dan daunya ditumbuk halus dengan air untuk obat gosok penyakit encok.

II. MENGENAL KAPOLAGA.

Ø  Nama daerah , daerah Minangkabau : Palago, Sunda : Kapol, Madura : Kapolagha, Palagha, Bali : Karkolaka, Makasar dan Bugis : Garidimong.
Ø  Dimancanegara termasuk suku Zingiberaceae dikenal dengan nama ronde kardemon atau disebut pula amome grape.
Ø  Ada dua jenis kapolaga yaitu kapolaga sebrang ( Elettaria cardamomum) dan kapolaga local (Amomum cardaamomum)
Ø  Kapolaga sebrang pada umumnya memiliki dua kultivar, yaitu Malabar dan Mysore.
Ø  Didunia Internasional kapolaga sebrang dikenal sebagai kapolaga asli ( true cardamom) karena kandungan minyak atsirinya tinggi (5-8%) dan baunya aromatic, sedangkan kapolaga local dikenal sebagai kapolaga palsu ( false cardamom), yang memiliki kadar minyak atsiri hanya 2-3,5% serta baunya kurang aromatic.
Ø  Apabila kapolaga sudah berbuah kapolaga sebrang memiliki tangkai buah antara 50-120 cm, apabila tangkai buah tumbuhnya menjalar tegak diatas permukaan tanah itulah kultivar Mysore, Bila tangkai buah tumbuhnya sejajar tegak dengan batang tanaman itulah kultivar Malabar. Sementara  kapolaga local memiliki tangkai buah teramat pendek, bahkan seolah-olah tak bertangkai. Warna buah kapolaga sebrang hijau muda, sedangkan kapolaga local berwarna putih kemerah merahan, Bentuk buah kapolaga sebrang jorong agak bersegi tiga, sedangkan kapolaga local bundar agak pipih., Harga jual kapolaga sebrang lebih tinggi dibanding kapolaga local.
Ø  Apabila kapolaga belum berbunga atau berbuah: Kapolaga sebrang memiliki tinggi 1,5- 4 meter, sedangkan kapolaga local 1-2,5 meter, warna pangkal batang kapolaga sebrang hijau muda sedangkan kapolaga local hijau kemerah-merahan. Bentuk daun kapolaga sebrang lanset memanjang (ujung dan pangkal daun meruncing) bahkan pada helaian dan bagian bawah kapolaga Malabar terdapat bulu-bulu halus menyerupai sutera, sedangkan bentuk daun kapolaga local lancet ( ujung dan pangkal daun tak begitu meruncing).




III. SYARAT TUMBUH.

Ø  Tanah.

  • Jenis tanah yang dihendaki tanaman kapolaga antara lain : latosol, andosol, alluvial, podsolik merah kuning dan mediteran
  • Sedangkan tanah yang baik untuk pertumbuhannya tanah yang bertekstur lempung, lempung berliat, lempung berpasir, lempung berdebu, liat dan liat berpasir,
  • Tanaman kapolaga menyukai tanah yang berdrainage baik karena tidak tahan terhadap genangan air, dan tidak tahan terhadap kekeringan


Ø  Ketinggian tempat,

  • Tanaman kapolaga sebrang dapat tumbuh baik pada ketinggian 750-1.500 m sedangkan kapolaga local dapat tumbuh baik pada ketinggian antara 200-1.000 m. ketinggian optimum antara 300-500 m.

Ø  Iklim.

  • Kapolaga memerlukan suhu 10-35 derajat Celsius dan udara yang sedikit lembab
  • Kapolaga dapat tumbuh dengan baik pada daerah-daerah dengan tipe curah hujan A,B dan C
  • Curah hujan  untuk pertumbuhan  optimum antara 2.500 – 4.000 mm / tahun dan 136 hari hujan per tahun. Dalam setahun diperlukan 2,5 bulan kering, 8 bulan basah dan 1,5 bulan lembab.




Ø  Pohon Naungan.

  • Bagi tanaman kapolaga pohon naungan merupakan syarat mutlak, sebab tanaman kapolaga menghendaki intensitas cahaya yang tidak terlalu tinggi, yaitu antara 30-70% oleh karena itu sebelum tanam kapolaga terlebih dahulu diusahakan penanaman pohon naungannya.
  • Pohon naungan yang biasa digunakan antara lain : pohon kelapa, Aren, duku, durian, lamtoro, lamtoro gung, nangka, kedawung, kenanga.

IV.  PEMBIAKAN..

Tanaman kapolaga  baik jenis local maupun jenis sebrang dapat diperbanyak dengan cara pembiakan generatip dan pembiakan  vegetatip.

1.  Pembiakan generatip.

Ø  Perbanyakan generatip yaitu menggunakan biji
  • Adapun langkahnya adalah pertama kita harus mendapat buah yang sudah masak  yakni buah  kapolaga yang sudah menguning, kalau dipijit terasa keras, bila dikelupas akan didapat biji  yang berwarna hitam berlendir. biji kita bersihkan sampai lendirnya hilang, kemudian biji dikeringkan beberapa waktu sampai biji tersebut bila dipegang tidak lengket.
Ø  Penyemaian.
  • Biji kita taburkan pada bedengan dengan jarak antar larikan 5 cm,
  • Lahan bedengan perlu disiram setiap pagi dan sore hari untuk menjaga kandungan air dan  kelembaban.
  • Pada umur 15 hari setelah sebar biasanya biji sudah berkecambah dan penyiraman tetap dilakukan setiap pagi dan sore sampai tunas muda itu memiliki dua atau tiga lembar daun.barulah benih tersebut dapat dipindahkan kedalam polybag dan kita letakan tunas pada tempat  yang teduh. Bila sudah berumur sekitar 10 bulan, tunas tersebut dapat kita tanam.
  • Kelemahan perbanyakan cara generatif antara lain:
-          Tanaman tidak sama dengan induknya.
-          Pertumbuhan cukup lama sehingga panen mmenjadi lebih lama
-          Produksi tidak seragam

2. Pembiakan cara Vegetatip.

Pembiakan cara vegetatip dilakukan dengan jalan  mengambil stek anakan dari suatu rumpun tanaman.
Untuk mendapatkan stek anakan yang baik perlu diperhatikan beberapa hal :
Ø  Tanaman induk sudah berumur sekurang-kurangnya 12 sampai  14 bulan
Ø  Dipilih anakan yang sudah memiliki 4-8 helai daun serta  mengandung satu atau dua tunas yang panjangnya 10-14 cm
Ø  Memilih batang semu yang tingginya 80-100 cm
Ø  Memiliki sedikit akar adventif.
Cara mengambil stek anakan dari rumpun:
Ø  Pertama-tama kita gali tanah sampai akar rimpang terlihat,
Ø  Gunakan pisau untuk memotong rimpang, agar stek anakan dapat diambil..
Ø  Tentu saja yang kita ambil adalah stek anakan yang masih muda karena stek lebih cepat berakar.
Ø  Letakan stek anakan ditempat yang teduh dan dekat sumber air ( mudah penyiraman ).atau dideder masal pada satu lubang 10-30 batang  sambil menunggu lubang siap tanam.
Ø  Lakukan penyiraman ( apabila tidak memungkinkan kurangi daun bagian bawah untuk mengurangi penguapan ).

V. PENANAMAN.

1. Persiapan lahan.

Ø  Pada lahan yang belum pernah terolah / padat maka tanah perlu diolah / dicangkul agar menjadi gembur 1-2 bulan sebelum  penanaman.
Ø  Persiapkan lubang tanam dengan ukuran 50x50x50cm atau 30x30x30 cm
Ø  Campurkan pupuk kandang pada tanah bekas galian 1 bulan sebelum tanam dengan jumlah 20 ton per kektar
Ø  2 minggu sebelum tanam tanah dikembalikan kelubang , tanah bagian atas dikembalikan  dibagian atas dan tanah bagian bawah dikembalikan dibagian bawah.

2. Waktu tanam.

Ø  Sebaiknya ditanam pada awal musim penghujan bulan Nopember dan Desember.
Ø  Kita tanam bibit sedalam 10 cm
Ø  Setiap lubang tanam ditanam 1-2 batang
Ø  Jarak tanam untuk kapolaga local 1,5 x 1,5 meter (kebutuhan bibit per hektar sekitar 4.500 stek ).
Ø  Jarak tanam untuk kapolaga sebrang  2 x 2 meter  ( kebutuhan bibit sekitar 2.500 stek anakan).
Ø  Sekali lagi pada saat penanaman kapolaga pohon naungan harus sudah siap tersedia.

3. POLA TANAM.

Mengingat tanaman kapolaga membutuhkan naungan yang rindang sampai cukup rimbun maka pola tanam kapolaga dapat dibedakan menjadi tiga yaitu pola tanam sistim pekarangan, pola tanam dalam diversifikasi perkebunan dan pola tanam di Daerah Aliran Sungai (DAS).

a. Pola tanam sistim pekarangan.

Ø  Pola tanam sistim pekarangan kapolaga dapat dijadikan tanaman pokok atau sebaliknya.
Ø  Sebagai tanaman sela  diantara tanaman cengkeh, kopi, kelapa atau tanaman lainya
Ø  Pada lahan -lahan yang masih kosong dapat juga ditanami lombok, jagung, atau palawija lainya  sebagai tanaman pra panen.
Ø  Pada lahan 0,5 hektar maka akan didapat tanaman tahunan 30-40 pohon, tanaman pisang 250-300 pohon, kapolaga 1.250-1.500 rumpun dan cabe atau palawija lainya 20.000-25.000 pohon.

b. Pola tanam dalam diversifikasi perkebunan,

Ø  Ditanaman sebagai tanaman sela  diantara tanaman seperti karet, kopi, cengkeh
Ø  Apabila tanaman perkebunan ditanam dengan jarak tanam 6x6 meter maka kapolaga dapat ditanam 2x2 meter dengan demikian tanaman perkebunan  berjumlah 278 pohon per hektar  dan tanaman kapolaga sebrang sejumlah 2,222 rumpun / hektar.

c. Pola tanam di daerah aliran sungai.

Ø  Tanaman kapolaga dapat dijadikan tanaman konservasi sehingga dapat dikembangkan pada daerah DAS.
Ø  Berdasarkan kemiringan tanah, maka pola tanam, untuk konservasi didaearah DAS dapat dibedakan menjadi 3 pola Yaitu :

  • Pola A dengan kemiringan 15-30%, tanaman kapolaga sebrang ditanam dengan jarak tanam 7x1 meter, tanaman tahunan 14x14 meter, tanaman pisang atau kapas tahunan 7x3,5 m, dengan demikian dalam 1 hektar akan terdapat 50 pohon tanaman tahunan, 400 pohon pisang atau kapas tahunan, dan 1.400 rumpun kapolaga sebrang.
  • Pola B dengan kemiringan tanah 30-45%, jika tanaman tahunan dengan jarak 14x7 m, pisang atau kapas tahunan dengan jarak tanam7x7 m kapolaga sebrang dengan jarak tanam 7x1 m, masing – masing akan berjumlah sekitar 100, 200 dan 1.400 pohon / ha.
  • Pola C. dengan kemiringan tanah diatas 45%, tiap-tiap tanaman dapat ditanam dengan jarak  
  • 10x7 untuk tanaman tahunan dengan populasi 140 pohon, 10x3,5 untuk tanaman pisang atau kapas tahunan dengan populasi 280 pohon, dan 10x1 m untuk tanaman kapolaga sebrang  dengan populasi 1.000 rumpun / hektar.

VI. PEMELIHARAAN.

      1. Penyiangan.

Ø  Tanaman kapolaga cukup mampu bersaing dengan  rumput / gulma disekitarnya
Ø  Namun penyiangan tetap dilakukan terhadap gulma pengganggu disekitar tanaman kapolaga terutama sejak awal pertumbuhan, agar tanaman kapolaga pertumbuhannya tidak kerdil atau terhambat
Ø  Apabila areal sering ditumbuhi rumput atau gulma sebaiknya sebelum penanaman digunakan herbisida untuk mengendalikanya.
Ø  Penyiangan dengan tujuan disamping untuk membuang rumput juga menghindari persaingan unsure hara, menolak datangnya hama / penyakit

      2. Penyulaman.

        >   Lakukan penyulaman pada waktu 2-3 minggu setelah tanam, pada tanaman yang mati, layu,
               atau kurang segar


     3. Pemupukan.

Ø  Pemupukan pada awal tanam gunakan pupuk kandang
Ø  Pemupukan pertama dilakukan satu bulan setelah tanam, kemudian diulangi setiap 6 bulan  sekali
Ø  Cara pemberianya dilakukan dengan cara membuat lubang melingkar disekitar tanaman sedalam 20 cm
Ø  Dosis pemupukan Nitrogen (N)      : 45-47   kg atau Urea : 100 - 140 kg
                                     Phospat (P2O5) : 34-45   kg atau TSP  : 75   - 100 kg
                                     Kalium (K2O)   : 45-100 kg atau KCL : 75   - 160 kg


  4. Pemberian Mulsa.

Ø  Pemberiam mulsa untuk tanaman kapolaga dirasa perlu  untuk mengurangi percikan air hujan untuk menjaga tarlarutnya unsur hara makro maupun mikro oleh air hujan  dan menjaga kelembaban tanah
Ø  Mulsa-mulsa tersebut dapat menjadi pupuk organic.
Ø  Biasanya mulsa yang diberikan  adalah daun-daun tua dari tanaman , pisang, kopi, nangka, jerami, atau dari daun kapolaga  itu sendiri.
Ø  Mulsa ini diletakan diantara tanaman kapolaga hingga menutup tanah.


      5. Pengaturan pohon naungan.


Ø  Apabila tanaman naungan terlalu rimbun perlu dilakukan  pemangkasan, agar sinar matahari dapat masuk sehingga tanaman kapolaga pertumbuhannya tidak kerdil.
Ø  Juga dilakukan pada tanama kapolaga yang sudah tua dan mati perlu dibersihkan dan
Ø  dipangkas agar pertumbuhan daun, batang maupun tunas baru dapat berjalan lancar.

      6. Penjarangan.

Ø  Dalam masa pertumbuhan tanaman kapolaga selalu membentuk tunas-tunas atau anakan  baru, yang akhirnya membentuk suatu rumpun, dalam satu rumpun dapat terbentuk 20-30  anakan.
Ø  Rumpun kapolaga yang telah lebat dapat meghambat kesempatan berbunga, sebab jarak akar  tanaman terlalu rapat
Ø  Karena itu perlu dilakukan penjarangan dengan menyisakan 4-5 tanaman per rumpun, anakan hasil penjarangan dapat  
              ditanam ditempat lain.

     7. Penggemburan.

Ø  Tanaman kapolaga tidak tahan pada tanah yang tergenang air untuk itu diharapkan aerasi dan drainage dapat berjalan    
Ø  dengan baik. Karena itu perlu dilakukan penggemburan dan  pembumbunan tanah.
Ø  Penggemburan dilakukan bersamaan dengan penyiangan, setelah 3-4 minggu kapolaga ditanam.
Ø  Dengan alat cangkul atau cetok, tanah digemburkan tanpa merusak akar.
Ø  Penggemburan dapat dilakukan berulang kali tergantung pada kondisi , bila permukaan tanah memadat dan terdapat rumput susulan.

    VI. HAMA DAN PENYAKIT.

                Tingkat dan frekwensi serangan hama atau penyakit terhadap tanaman kapolaga relative rendah. Namun perlu kita ketahui beberapa hama dan penyakit sebagai upaya berjaga-jaga untuk mengambil tindakan preventip ( pencegahan ).

A. Hama.

                Hama yang mungkin menyerang tanaman kapolaga adalah Kutu, Ulat daun, Penggerek akar rimpang, Penggerek batang, Penggerek buah dan Kumbang pemakan daun. Untuk mengendalikannya dapat digunakan insektisida yang dianjurkan.

B. Penyakit.

1. Penyakit Mozaik.

       Ø  Penyebabnya adalah virus yang ditularkan oleh sejenis kutu ( Aphid) yaitu Pentalonia  nigronervosa.
Ø  Menyerang pada setiap tingkat pertumbuhan tanaman.
Ø  Gejala / tanda-tandanya ; daun bercak coklat, sampai hitam dan akhirnya daun akan mengering.
Ø  Pengendaliannya dengan memusnahkan tanaman yang sakit, kemudian disulam dengan tanaman yang baru.

2. Penyakit Busuk daun.

Ø  Penyebabnya adalah cendawan Phyllosticta s
Ø  Gejala serangan adanya bercak-bercak coklat sampai hitam, berak-bercak tersebut sampai merata dan daunya menjadi layu
Ø  Menyerang pada pesemaian dan pembibitan

3. Penyakit Busuk akar.

Ø  Penyebabnya cendawan Cephalosporium sp., Phytium aphanidermatum dan Phytium vexans.menyerang pada bagian akar
Ø  Gejalanya  bercak coklat pada akar, akibat aktivitas penyerapan unsur hara terganggu,
Ø  Akibat selanjutnya akar menjadi busuk lalu tanaman layu dan mati
Ø  Pengendaliannya tanaman dicabut lalu dibakar.

Berbagai penyakit yang disebabkan oleh cendawan, dapat dekendalikan dengan fungisida.  Namun untuk pencegahan diusahakan tempat tumbuh tanaman kapolaga tidak tergenang air, sebab lingkungan yang terlalu lembab, justru merangsang tumbuhnya cendawan


  VIII. PANEN.

A. Waktu panen

Ø  Panen pertama kali kapolaga local mulai umur 1,5 – 2 tahun
Ø  Untuk kapolaga sebrang sedikit lebih panjang  sekitar umur 2 tahun.
Ø  Tanda- tanda panen yang paling baik sebagai berikut:
  • Sisa perhiasan bunga yang mulanya berada pada bagian ujung karangan bunga, sudah gugur
  • Warna buah merah keunguan, sedang pada kepolaga sebrang hijau kekuningan atau hijau  mudaKulit buah sedikit berkerut atau keriput.
  • Bila buah dipijat terasa keras.
  • Dari pembungaan hingga buah siap dipanen adalah 3 bulan

B. Cara panen.

Ø  Dengan memotong tangkai buah tepat dibawah dompolan buah paling bawah.
Ø  Tandan-tandan itu dikumpulkan dalam keranjang kemudian dipipil.
Ø  Untuk kapolaga sebrang  cara panennya buah dipilih buah yang tua dari setiap tandan dipilih satu pertsatu.

C . Produksi,

Ø  Panen dapat dilakukan setiap 35 -45 hari sekali
Ø  Panen kecil ( Januari-Juli) dan panen Raya (Agustus-Desember)
Ø  Panen kecil berlangsung 4 kali dan panen Raya 3 kali
Ø  Produksi tahun pertama relative kecil karena jumlah rumpun masih sedikit.
Ø  Kapolaga lokal tahun ke dua bisa mencapai 5,5 kuintal buah kering / hektar, tahun ketiga 9,5kuintal buah kering / hektar
Ø  Produksi kapolaga sebrang tahun ke dua dapat mencapai 2,5 kuintal buah kering/ hektar
Ø  Tahun ke tiga 4,5 kuintal buah kering / hektar.


IX PASCA PANEN.

A. Pengeringan.

Ø  Tandan buah kapolaga dipipil menjadi butiran-butiran buah dan sebaiknya ekor buah dibuang juga.
Ø  Buah kapolaga dicuci dengan larutan soda pencuci 2 % selama 10 menit.Buah kapolaga diletakan pada wadah (tampi, tikar anyaman bambu dll) lalu diangin-anginkan diatas para-para tidak boleh kena langsung sinar matahari
Ø  Lama pengeringan tergantung cuaca atau musim pada musim kemarau buah kapolaga akan cukup kering sekitar 5 hari,  sedangkan pada musim hujan 7-10 hari
Ø  Kadar air kapolaga  kering berkisatr 15-20% ( berarti perbandingan antara kapolaga basah dengan kapolaga kering 5:1.
Ø  Kapolaga yang dalam proses pengeringan tidak ditumpuk pada malam hari, biarkan kapolaga  tetap berada pada wadah tempat penjemuran / pengeringan, (apabila wadah-wadah itu  ditumpuk kapolaga akan rusak.

B. Pengemasan.

Ø  Buah kapolaga yang sudah kering berkadar air 15-20% dapat disimpan dalam karung goni
Ø  Usahakan tempat penyimpanan memiliki sirkulasi udara dan terang.
Ø  Untuk komoditas eksport kapolaga dikemas dengan baik supaya mutunya tetap terjaga
Ø  Sebagai kemasan menggunakan peti kayu dengan lapisan kertas timah aluminium foil.


Demikian artikel mengenai Kapolaga, semoga bermanfaat setelah membaca artikel Kapolaga ini. Terimakasih telah mebaca artikel Kapolaga.

.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar